Jumaat, 8 Februari 2013

Lilitan Tali Pusat




Lilitan Tali Pusat
a.   Pengertian
       Lilitan tali pusat adalah tali pusat yang membentuk lilitan sekitar badan janin, bahu, tungkai atas/ bawah dan leher. Lilitan tali pusat terjadi karena gerak janin yang berlebihan, tali pusat yang panjang, janin kecil dan polihidramnion. Lilitan tali pusat bisa terjadi dimana saja dari tubuh janin, tetapi yang sering terjadi adalah di bagian leher (nuchal cord). Jumlah lilitan bisa sekali (terjadi pada 21,3 % kehamilan) atau lebih dari sekali lilitan (terjadi pada 3,4 % kehamilan). Lilitan tali pusat dapat menimbulkan bradikardia dan hipoksia janin, dan bila jumlah lilitan lebih dari sekali akan meningkatkan mortalitas perinatal. Lilitan tali pusat yang erat menyebabkan gangguan (kompresi) pada pembuluh darah umbilical, dan bila berlangsung lama akan menyebabkan hipoksia janin.
Dalam masa kehamilan janin bebas bergerak dalam cairan amnion, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan janin dalam rahim yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan dapat terjadi lilitan tali pusat. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan, tali pusat yang panjang dan bayinya yang kecil. Tali pusat dapat diketahui lewat pemeriksaan USG, lilitan tali pusat tidak bisa dilepas tetapi dipantau dan memberi tahu ibu. Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun menjadi bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin turun memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat dan menyebabkan penurunan utero-plasenta, juga menyebabkan penekanan/kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi menjadi terganggu. Lilitan tali pusat di leherpun tidak harus berujung sesar, tetapi proses persalinan dipantau ketat pada kala I dan observasi denyut jantung. Bila denyut jantung terganggu, persalinan diakhiri dengan bedah sesar, karena jika dipaksa lahir dengan normal bisa berdampak buruk pada janin.
b.   Etiologi
Penyebab lilitan tali pusat adalah :
1)  Polihidramnion
Jumlah air ketuban melebihi 2000 cc. Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kepala janin belum memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air ketuban berlebihan, kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
2)  Tali pusat yang panjang
Tali pusat dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm. Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat rata-rata 50-60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat yang berbeda-beda.
c. Tanda-tanda bayi terlilit tali pusat
1)    Pada bayi dengan umur kehamilan dari 34 minggu namun bagian terendah janin (kepala/bokong) belum memasuki bagian atas rongga panggul.
2)    Pada janin letak sungsang/lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha memutar janin (versi luar/ knee chest position) perlu dicurigai pada adanya lilitan tali pusat.
3)    Tanda penurunan DJJ dibawah normal, terutama pada saat kontraksi.
d. Penyebab Bayi Meninggal Karena Lali Pusat.
1) Puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Biasanya terjadi pada trimester satu dan dua . Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas.
2) Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia/kekurangan oksigen.
e.  Akibat pada Ibu dan Bayi
1) Pada ibu dapat terjadi persalinan lama : merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida atau 18 jam untuk multigravida.
2) Pada bayi dapat terjadi hipoksia yang menyebabkan terjadinya asfiksia, dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
f. Penatalaksanaan
1) Melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin/tidak. Apalagi untuk erat/tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG tiga dimensi dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit/tidak dileher atau sekitar tubuh yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.
2) Memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan berlangsung lama dengan DJJ semakin lambat (bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan operasi Caesar.
3) Jika tali pusat melilit longgar di leher bayi, melepaskan melewati kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat dileher dengan menjepit tali pusat dengan klem di dua tempat, kemudian memotong diantaranya, kemudian melahirkan bayi dengan segera. Dalam situasi terpaksa bidan dapat melakukan pemotongan tali pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.

1 ulasan: